Asal Mula
lahirnya ormas Oi
Tak banyak penyanyi Indonesia yang memiliki
kharisma yang kuat. Salah satunya adalah Iwan Fals, penyanyi yang hari ini
merayakan ulang tahunnya yang ke-51. Iwan Fals adalah nama panggungnya. Nama
aslinya adalah Virgiawan Listanto yang lahir di Jakarta, 3 September 1961. Pada
tahun-tahun terakhir, Iwan Fals sering mengeluarkan rilis ulang lagu-lagu
lamanya, baik dengan aransemen asli maupun dengan aransemen ulang. Pada
tahun-tahun terakhir ini pula Iwan Fals lebih banyak memilih berkolaborasi
dengan musisi muda berbakat. Banyak lagu Iwan Fals yang tidak dijual secara
bebas. Lagu-lagu tersebut menjadi koleksi ekslusif para penggemarnya dan
kebanyakan direkam secara live. Beberapa lagu Iwan Fals yang tidak
dikomersialkan seperti lagu ‘Pulanglah’ yang didedikasikan khusus untuk
almarhum Munir ternyata sangat digemari yang akhirnya direkam ulang dan
dimasukkan ke dalam album “50:50" yang beredar di tahun 2007. Para
penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16
Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan
seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktivitas para penggemar Iwan Fals. Hingga
sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru nusantara dan beberapa
bahkan sampai ke manca negara. Kelompok Oi adalah merupakan organisasi massa
(ormas) yang awal mula berdirinya dari Fans Club seorang penyanyi legendaris
Iwan Fals. Perkumpulan Iwan Fals sangat beragam namanya, seperti Iwan Fals Fans
Club (IFFC), Fals Fans Club, Bocah Fals, Penganut Fals, namun secara umum
perkumpulan penggemar Iwan Fals disebut Fals Mania (FAMA). Sejarah berdirinya
Oi di Indonesia berawal dari keinginan Iwan Fals untuk bersilaturahim secara
resmi dengan para penggemarnya. Diawali dengan dibentuknya Yayasan Orang
Indonesia (YOI) di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1999 yang diketuai langsung oleh
Iwan Fals. Dibentuknya YOI ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan Iwan Fals
melihat banyak penggemarnya yang kurang mempunyai dasar ekonomi yang kuat. Iwan
ingin “memberdayakan” mereka. Maka dari itu, Iwan pun mendirikan Yayasan Orang
Indonesia dan minta Ma’mun jadi wakil ketua, Endi sekretaris, Yos bendahara.
Ini ternyata tak cukup,Iwan ingin melibatkan para penggemarnya langsung. Ide
ini dibicarakan dengan Ma’mun, Yos, dan Endi. Hasilnya, mereka sepakat
mengundang para penggemar Iwan Fals sebanyak kurang lebih 300 orang dari 23
provinsi untuk melaksanakan acara silaturahmi di kediaman Iwan Fals di Desa
Leuwinanngung, Cimanggis, Bogor-Jawa Barat. 1 bulan sebelum acara YOI
mempersiapkan acara tersebut dengan merekrut tidak kurang dari 100 orang warga
kampung setempat untuk menjadi panitia, mereka bergotong royong membangun 20
MCK permanen, serta mendirikan 2 buah tenda raksasa berukuran 600 meter persegi
untuk tidur, selain itu disiapkan nasi bungkus, dan dicarikan sponsor
perusahaan air mineral. Sedikitnya, untuk persiapan acara ini YOI menghabiskan
dana sekitar 30 juta. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Agustus 1999,
dan acara ini disebut Silaturahmi Oi 99. Iwan Fals adalah salah satu pendiri
yang memberikan nama “Oi”. “Oi” bukan berupa singkatan, melainkan hanya sebuah
seruan atau ajakan untuk berkumpul. Pada malam menyambut 17 Agustus dilantik
pengurus Oi Pusat yang dilakukan oleh Iwan Fals sendiri. Ia melantik istrinya
Yos sebagai bendahara umum Oi. Titin sebagai sekretaris Oi, dan Kresnowati
sebagai ketua umum Oi sementara menunggu Musyawarah Nasional (Munas) Oi tahun
2000. Selama kurang lebih dua hari dua malam, ada beberapa hal penting yang
berhasil dirumuskan dan mencapai kata sepakat, yakni diantaranya, rancangan
AD/ART Oi, Ketua Oi sementara, dan Oi disepakati sebagai organisasi massa yang
independen yang berbasis penggemar Iwan Fals, lahir di Desa Leuwinanggung,
Cimanggis, Bogor-Jawa Barat. Dengan lahirnya Oi ini Iwan Fals merealisasikan
niat “berjamaah”-nya, seperti yang diungkapkannya “Dunia ekspresi itu bisa
sangat liar, sementara dengan mendirikan yayasan dan Oi adalah bagian dari
kesadaranku untuk berjamaah. Mimpinya sih aku kepengin lewat lembaga yang
dibentuk bersama ini menjadi benteng moral dikemudian hari, insya Allah bisa
terlaksana, doakan saja deh”. Hal di atas merupakan komentar Iwan Fals ketika
ditanya tentang maksud dan tujuan pendiri YOI dan Organisasi Oi saat silaturahmi
1999. Tanggal 16 Agustus 1999 dicatat sebagai hari jadinya Oi atau hari
lahirnya Oi. Oi berazas Pancasila, dengan tujuan pokoknya yaitu pemberdayaan
penggemar Iwan Fals. Dengan ditetapkannya Oi sebagai organisasi massa maka Oi
akan mempunyai dasar hukum tersendiri dan memiliki akte notaris. Organisasi Oi
secara nasional telah dibuatkan akta pendiriannya oleh Badan Pengurus Pusat
(BPP) dihadapan Rawat Erawadi, SH. Notaris di Jakarta dengan akta pendirian
Nomor : 2 pada tanggal 13 Juni 2000. Para penggemar dalam hal ini yang
tergabung dalam ormas Oi, terhitung sejak Iwan Fals muncul dipentas musik
Indonesia sampai Agustus 1999, sebanyak 16 juta orang. Jumlah tersebut
dipastikan penggemar yang betul-betul fanatik kepada Iwan Fals, belum dengan
orang yang bersimpati atau penggemar Iwan Fals yang belum mendaftar menjadi
anggota Oi. Jumlah kelompok penggemar di Indonesia yang terdaftar resmi berdiri
di YOI adalah sebanyak 210 kelompok Oi yang ada 23 provinsi di Indonesia.
Berikut 12 besar kelompok Oi yang ada di kota provinsi. Data ini sekaligus
menunjukkan bahwa ditempat atau di kota inilah massa atau basis Iwan Fals
berada yaitu : Jakarta Selatan 28 Kelompok Oi, Depok 19 Kelompok Oi, Jakarta
Timur 18 Kelompok Oi, Jakarta Pusat 14 Kelompok Oi, Bandung 12 Kelompok Oi,
Bekasi 11 Kelompok O, Jawa Tengah 11 Kelompok Oi, Jakarta Barat 10 Kelompok Oi,
Jawa Timur 8 Kelompok Oi, Sulawesi Selatan 8 Kelompok Oi, Lampung 8 Kelompok
Oi, Bogor 8 Kelompok Oi. Satu tahun berikutnya baru terlaksana Musyawarah
Nasional (MUNAS) Oi yang pertama kalinya, yaitu tepatnya pada tanggal 16-19
April 2000 bertempat di Desa Leuwinanggung, Cimanggis, Depok, Bogor-Jawa Barat.
Adapun peserta Musyawarah Nasional (MUNAS) yang datang dari berbagai provinsi
di Indonesia sekitar 1000 orang, terpilih Iip Ranupane dari BPK Oi Jambi
sebagai Ketua Umum, namun hanya bertahan 7 bulan dikarenakan belum adanya
kejelasan arah organisasi. Indra Bonaparte diganti melalui Musyawarah Luar
Biasa (MUNASLUB) 26 Maret 2001 di Depok dan terpilih orang-orang yang duduk di
kepengurusan Badan Pengurus Pusat (BPP Oi) periode 2001-2003, yakni Ketua Umum
yaitu Pudji Pamungkas, Wakil Ketua yaitu M. Herry Yudharsa, Sekretaris Jendral
(Sekjen) yaitu Ainu Rofiq, Ketua Departemen Keorganisasian yaitu Alfira, Ketua
Departemen Ekonomi dan Keuangan yaitu Awalu, Ketua Sumber Daya Manusia yaitu
Heri Hermansyah, Ketua Departemen Kemasyarakatan yaitu Ida Kosasih. Pada masa
kepemimpinan Pudji Pamungkas diadakan penataan organisasi yang lebih serius
dengan membagi empat departemen. Diantaranya adalah : Departemen Ekonomi
Keuangan, Departemen Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), kemasyarakatan dan
Departemen Organisasi. Idealnya pengurus Oi sendiri menginginkan pemberdayaan
anggota Oi karena dari sisi SDM-nya cukup banyak anggota Oi yang berkualitas
dibidangnya masing-masing dari segi profesi, banyak dari mereka yang berperan
sebagai dokter, ABRI, musisi, pengacara, insinyur, pengusaha dan mereka adalah
penggemar berat Iwan Fals. Oi sebagai organisasi telah mempunyai kantor di 78 kota
dari 23 provinsi di Indonesia dan awal mula kantor pusatnya berada di rumah
Iwan Fals sendiri di Desa Leuwinanggung, namun pada tanggal 14 Mei 2001
akhirnya kegiatan Oi tidak lagi secara sentralisasi namun desentralisasi secara
mendalam. Struktur kepengurusan Oi dari Pusat hingga daerah terdiri dari Badan
Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Kota (BPK), dan Badan Pengurus Kelompok
(BPKel), dan untuk Badan Pengurus Kelompok misalnya diidentikkan dengan nama
judul lagu, atau bagian dari syair-syair yang pernah dialbumkan Iwan Fals.
Kepengurusan Pudji Pamungkas hanya bertahan selama 7 bulan kemudian diteruskan
oleh Heri, demikian halnya sebelumnya kepengurusan Heri juga hanya bertahan 3
bulan, melalui sikap mosi tidak percaya dari Badan Pengurus Kota (BPK) karena
dianggap tidak bertanggung jawab terhadap dana organisasi. Organisasi Oi
mengalami kevakuman selama 6 bulan, atas inisiatif dari BPK se-JABOTABEK maka
dibentuklah Forum Kota Oi (FORKOI) yang anggotanya adalah Alhafidz Rana
(Kabupaten Bogor), Warsito (Jakarta Selatan), Choerudin ( Depok), Deni (Jakarta
Timur), Ruswendi ( Jakarta Barat), Acil (Tanggerang), dan Ozon (Bandung) yang
melakukan tugas-tugas badan pekerja untuk menyusun kembali kepengurusan pusat
yang vakum. Pada Munas II Oi yang diselenggarakan pada tanggal 10-11 Oktober
2003 di Palembang terpilih sebagai ketua umumnya yaitu Digo Dzulkifli (Periode
2003-2006) yang merupakan gitaris Iwan Fals, yang pernah menjabat sebagai Ketua
BPK Bandung periode pertama. Ditangan ketua umum baru Digo Dzulkifli,
organisasi Oi melakukan beberapa langkah-langkah dengan cara pemutihan dalam
organisasi. Pemutihan organisasi ditujukan untuk anggota kelompok, hanya
individu atau anggota kelompok yang telah melakukan registrasi ulang yang
disebut anggota terdaftar. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan database yang
mutakhir dari anggota yang ada untuk memudahkan pendataan organisasi. hal
tersebut dilakukan dengan tujuan anggota Oi dapat menghidupi dirinya sendiri
dan organisasi, berdiri mandiri dengan memberdayakan dirinya baik mulai dari
Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan Pengurus Kota (BPK), maupun Badan Pengurus
Kelompok (BPKel). Langkah-langkah dalam pemutihan tersebut adalah : dengan
melakukan pembenahan internal organisasi dari Badan Pengurus Pusat (BPP), Badan
Pengurus Kota (BPK), hingga Badan Pengurus Kelompok (BPKel) yang bersentuhan
langsung dengan anggota Oi. Program pertama kepengurusan ini adalah
menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) untuk pertama kalinya pada
tanggal 24 Januari 2004, bertempat di pantai Anyer, Jawa Barat, dengan agenda
acara sosialisasi Kartu Tanda Anggota (KTA), sebagai tindak lanjut pemutihan,
adalah pemberian Surat Keputusan (SK) kepada 23 Badan Pengurus Kota yang ada.
Oi sebagai organisasi massa menyadari akan tantangan yang dihadapi di masa yang
akan datang, membutuhkan pemberdayaan-pemberdayaan terhadap anggotanya dalam
berbagai aspek kehidupan itu sendiri, dengan slogan SOPAN 9 (Seni- Sosial
Budaya, Olahraga, Pendidikan dan Kepustakaan, Agama dan Niaga) agar organisasi
yang mengakar dari akar rumput masyarakat bawah (grass root) dapat tumbuh dan
menjadi kekuatan yang sinergis. Langkah selanjutnya dalam perjalanan Oi juga
terbit secara berkala bulletin “TablOi” (Tabloid Oi), yang tujuannya adalah
sebagai media informasi, komunikasi, transformasi pemikiran, asah pikir, antar
Badan Pengurus Kota (BPK) dan Badan Pengurus Kelompok (BPKel) dengan
materi-materi yang berkaitan dengan SOPAN, informasi-informasi terbaru yang
actual dan pesan-pesan terbaru Iwan Fals kepada para anggota Oi. TablOi ini
hanya terbit 2 edisi karena masalah pemasaran dan manajemen yang tak terkendali
sehingga dana operasional untuk terbit tidak terkumpul kembali. Disamping itu
setiap satu tahun sekali kegiatan rutunitas Oi mengadakan peringatan berdirinya
Oi juga mengadakan Jambore Oi, dalam kegiatan ini program pilat SOPAN
diperlombakan dalam rangkaian kegiatan tersebut. Adapun peserta Jambore Oi itu
sendiri adalah seluruh delegasi dari Badan Pengurus Kota dan Badan Pengurus
Kelompok. Ditengah arus informasi yang begitu cepat lewat kemajuan sains
teknologi, dibawah kepemimpinan Digo Dzulkifli ini, Oi mempunyai
alternatif-alternatif untuk menjembatani agar tidak terjadi kesalahpahaman
dalam penerimaan informasi antar anggota dan para pengurusnya sendiri. Badan
Pengurus Pusat (BPP) Badan Pengurus Kota (BPK), serta Badan Pengurus Kelompok
(BPKel) mengambil jalan tengah dengan membuat website :
http//www.bersatulah.org sebagai media transformasi, informasi, pemberdayaan
serta dinamika organisasi Oi di dunia maya. Sedangkan untuk menyikapi dan
mengetahui perkembangan informasi di berbagai media massa dan politik di
Indonesia yang ada, agar tidak menjadi bimbang dan ragu, maka untuk memperoleh
validitas informasi atas berbagai fenomena serta persoalan yang terjadi di Indonesia
secara umum, BPP Oi bekerja sama dengan Iwan Fals Manajemen (IFM) membangun
opini bagi masyarakat dan anggota Oi pada khususnya sebagai bentuk wujud
kongkrit pemberdayaan anggota Oi dibidang pendidikan dan kepustakaan. Acara
yang menjadi rutinitas ini diberi nama, “Obrolan atas Pikiran dan Nurani di
Rumah Iwan Fals” (Opini RI). Dengan mengundang pembicara-pembicara yang ahli
dimasing-masing bidang. Seperti yang pernah diundang dalam acara tersebut
Hermawan Sulistiyono, Ibu Suciwati (istri dari pahlawan HAM Munir almarhum),
Bapak Juanda pengamat intelligent Indonesia, Iwan Fals itu sendiri, artis-artis
dan masih banyak pembicara-pembicara lainnya. Acara tersebut kemudian mendapat
respon baik dari Iwan Fals Manajemen(IFM) maupun dari internal para anggota Oi
sendiri. Dalam proses perjalanannya organisasi Oi mengalami pertambahan
kelompok, yakni pada periode 2003-2006 sebanyak 101 Badan Pengurus Kota (BPK)
dengan termasuk di luar negeri, yakni BPK Intifals di Johor, Malaysia. Jumlah
anggota Oi menurut Badan pengurus Pusat (BPP) berdasarkan jumlah Kartu Tanda
Anggota (KTA) yang dikeluarkan sebanyak 300 kepada 102 BPK se-Indonesia, jumlah
totalnya sekitar 30.600 anggota. sedangkan berdasarkan penelitian dari Yayasan
Soekarno, Jakarta untuk kepentingan pemilih pemula yang dilakukan pada
penggemar Iwan Fals yang datangh pada Konser 100 kota, penggemar Iwan Fals ada
kurang lebih 20 juta, jumlah ini belum termasuk penggemar Iwan Fals yang tidak
menonton dan yang berada di luar negeri seperti di Jepang, Malaysia, Boston-Amerika
Serikat, dan Arab.